KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

 KONEKSI ANTAR MATERI 

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA



Oleh : Sri Widiastuti 
TK KARTIKA V - 66 Balikpapan
CGP Angkatan 2 Kota Balikpapan


A.SINTESIS BERBAGAI MATERI 

1.Pengelolaan Sumber Daya

    Sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya. Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.

Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

  1. Murid
  2. Kepala Sekolah
  3. Guru
  4. Staf/Tenaga Kependidikan
  5. Pengawas Sekolah
  6. Orang Tua
  7. Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

  1. Keuangan
  2. Sarana dan prasarana
Pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.  Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.  Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.  Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

2.IMPLEMENTASI DI SEKOLAH

    Dalam mengembangkan dan memajukan suatu ekosistem pendidikan, sudah sepatutnya sekolah mengedepankan pemanfaatan dan pengelolaan asset/potensi/kekuatan yang dimiliki tidak lagi menyoroti dari sisi kekurangan atau masalah.

    Dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya sebaiknya sekolah lebih menekankan pada pendekatan berbasis aset. Sekolah menjadi komunitas yang selalu memberdayakan asset untuk menyelesaikan tantangan yang mendera dan memaksimalkan potensi dan kekuatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan Pendekatan Komunitas Berbasis Aset(PKBA)

    Menurut Green dan Haines (2002) ada 7 aset utama sebagai modal utama, yaitu: Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan/Alam, Modal Finansial, Modal Politik, serta Modal Agama dan Budaya.

    Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah kompetensi yang dimiliki individu dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memanfaatkan asset/ptensi/kekuatan yang ada di sekolah untuk mendorong tercapainya visi dan misi sekolah untuk menciptakan iklim belajar

3.HUBUNGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM PROSES BELAJAR

    Pemimpin harus mampu memaksimalkan, mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Pemimpin harus mampu bergerak bersinergis dengan factor ekosistem yang ada di sekolah seperti pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Semua unsur bahu membahu menginvetarisir dan memetakan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kualitas pendidikan sekolah.

    Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar menjadi modal manusia yang jika mampu dimaksimalkan akan mendorong percepatan kualitas pendidikan. 

    Dari modal manusia muncul kreatifitas, pembelajaran yang menyenangkan, kondisi yang nyaman dan terciptanya pembelajaran yang menyelaraskan dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga sekolah mampu mewujudkan pembelajaran yang mengembangkan karakter, potensi, kekuatan dan perbedaan peserta didik

5.HUBUNGAN DENGAN MATERI - MATERI LAIN ( KONEKSI ANTAR MATERI)

Modul 1.1. 

    Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Pengajaran (Onderwijs) adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan bathin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat

    Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Semboyan Pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Kaitannya dengan pengelolaan sumber daya adalah pemimpin pembelajaran mengelola sumber daya yang ada (siswa) sesuai dengan kodratnya, karena sejatinya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikan contoh, dorongan dan motivasi dalam pengelolaan sumber daya agar menjadi efektif.

Modul 1.2 

    Jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya harus memiliki nilai positif seperti mandiri ,inovatif, berpihak pada murid, kolaboratif dan reflektif

Modul 1.3

    Visi guru penggerak menciptakan peserta didik yang merdeka dan sekolah yang berpihak pada pada murid terwujud di bawah pimpinan yang mampu menciptakan kondisi tersebut. Pemimpin harus mampu menyusun visi yang terukur, jelas dan mampu mengakomodir segala kepentingan serta menciptakan pendidikan yang berpihak pada murid dengan mengidentifikasi dan memanfaatkan segala sumber daya (asset) yang dimiliki sekolah. Pemimpin menerapkan inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA untuk memaksimalkan sumber daya (asset) yang dimiliki untuk melakukan perubahan positif dengan menggerakkan seluruh warga sekolah. Perubahan positif yang diharapkan adalah terbiasanya penanaman Budaya positif sekolah.

Modul 1.4. 

    Agar pemimpin pembelajaran dapat bersinergis dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka budaya positif perlu dilakukan salah satunya adalah budaya positif dalam melakukan kesepakatan kelas. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada lagi pembelajaran yang memberikan hukuman versus hadiah. Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya bukan sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pengawas melainkan sebagai manajer. Sehinggga bertanya dan membuat kesepakatan kelas, menanyakan harapan, dan apa yang perlu diperbaiki, menumbuhkan disiplin dari dalam diri dan motivasi intrinsik.

Modul 2.1 , 2.2 dan 2.3

    Pendidik adalah pemimpin pembelajaran yang akan mengkreasi setiap peserta pendidik untuk memiliki keleluasan emosional, intelektual, social, dan spiritual. Keleluasan tersebut tertanam dan terbiasa dalam diri peserta didik sebagai bentuk dari perwujudan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas atau di lingkungan sekolah yang mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi serta social emosional.

   Pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang mejadikan peserta didik mampu mengenali dan mengendalikan emosi yang terjadi pada diri sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang mumpuni.Pendidik seyogyanya mampu menciptakan situasi yang mendorong peserta didik untuk melejitkan potensi yang dimilikinya dengan memperhatikan social emosional peserta didik. Proses yang dilakukan untuk melejitkan potensi-potensi peserta didik adalah dengan melakukan proses coaching. Pemimpin pembelajaran yang selalu menggali dan menemukan setiap potensi untuk menyelesaikan setiap apa yang terjadi pada mereka. Menyelesaikan setiap permasalahan dengan kekuatan/sumber daya yang pada diri mereka sendiri. 

    Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya,  Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. 

Modul 3.1
Dalam pengambilan keputusan pemimpin harus menggali sumber daya yang ada yang dapat dimanfaat sebagai kekuatan untuk memilih keputusan yang tepat. 

Penentuan keputusan dengan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan menyelaraskan terhadap sumber daya yang dimiliki.

6.PEMIKIRAN SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN MODUL INI

   Sebelum memepelajari modul ini tentu saja dalam setiap pembelajaran ada yang beberapa sudah dilakukan namun dengan mempelajari modul ini senantiasa bertambah ilmu dan wawasan kami bahwa apa yang kami kerjakan adalah benar ,bagaimana menjadi pemimpin dalam pengambil keputusan dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini sangat penting dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan berpihak pada murid,bagaimana mewujudkan sekolah impian dengan melejitkan kekuatan dan potensi serta aset yang dimiliki sekolah tanpa tergantung pihak lain ,bagaimana memetakkan aset dan menetukan tujuan kita

B.RANCANGAN TINDAKAN




Kami akan membuat rencana perubahan dengan metode BAGJA dalam mewujudkan rencana tersebut

1. Buat Pertanyaan

Bagaimana meningkatkan keterlibatan murid dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik anak dengan pemanfaatan kolam renang di sekolah? 

2.Ambil Pelajaran

Kebijakan apa yang telah diambil dalam meningkatakan fisik motorik anak dengan pemanfaatan kolam renang sekolah?

Siapa saja yang terlibat ?

apa kontribusi yang sudah berjalan dengan baik ?

3.Gali Mimpi

Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?

Kebiasaan - kebiasaan baru yang akan terjadi ?

4.Jabarkan Rencana

Siapa yang akan melakukan ?

Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah? 

5.Atur Eksekusi

Bagaimana mengkomunikasikan dan melaporkan kemajuan ?

Siapa yang bertanggung jawab ?



Demikianlah Koneksi antar materi modul 3.2

Semoga Bermanfaat

Terimakasih 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN