KONEKSI ANTAR MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
BAGAIMANA KETERKAITAN ANTARA MODUL 3.1
DENGAN MODUL- MODUL SEBELUMNYA
Oleh
SRI WIDIASTUTI
CGP Agkatan 2 Kota Balikpapan
- Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Asas
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Ki
Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami
arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD,
pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran
merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan
hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan
kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran
merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang
seluas-luasnya”.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Dasar-Dasar
Pendidikan
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”
Filosofi PRATAP TRILOKA Ki Hajar Dewantara
- Ing Ngarso Sung Tulodo : di depan guru memberikan contoh dan tauladan yang baik kepada murid
- Ing Madyo Mangun Karso : di tengah guru menjadi motivator membimbing murid
- Tut Wuri Handayani : di belakang Guru menjadi pendorong murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya
Dengan Filosofi pratap triloka mendorong guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana.Filosofi pratap triloka mendorong guru untuk tidak lagi menjadi sumber ilmu pengetahuan dan subjek pembelajaran satu-satunya akan tetapi ada potensi peserta didik yang harus difasilitasi juga untuk menjadi sumber ilmu pengetahuan dan subjek pembelajaran.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
- Berpikir berbasis hasil akhir (ends based-thinking)
- Berpikir berbasis peraturan (rule based-thinking)
- Berpikir berbasis rasa peduli (care- based thinking)
1) Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Dan 9 Prinsip pengambilan dan pengujian keputusan
1.Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah
5.Pengujian Paradigma Benar lawan
6. Melakukan Prinsip
Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Dengan nilai - nilai yang menjadi modal kita bagi pendidik untuk dapat memutuskan segala persoalan berdasarkan nilai - nilai ayang ada sehingga tidak menilai secara pikiran pribadi saja
- Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.dalam mengambil keputusan didasarkan pada prinsip pengujian sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
- Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
- Keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam menilai segala keputusan
- perbedaan sudut pandang
- ketakutan akan salah mengambiul keputusan apakah ini sudah benar atau bahkan sebaliknya
- Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Komentar
Posting Komentar